Solsel, Javanusa—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan terus memantapkan langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Komitmen ini ditunjukkan melalui Rapat Koordinasi (Rakor) periode II bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) se-Kabupaten Solok Selatan di Aula Sarantau Sasurambi, Kamis (20/6/2024).
Rakor ini sebagai persiapan Pencanangan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Solok Selatan tahun 2024.
Baca Juga: KPU Solsel Resmi Mulai Tahapan Pilkada, Bupati Serukan Pemilu Damai
Langkah ini untuk mendukung target pemerintah pusat menurunkan prevalensi stunting nasional menjadi 14% pada tahun 2024.
Bupati Solok Selatan, H. Khairunas, menyampaikan meski Solsel telah berhasil menurunkan angka stunting dari 31,7% (2022) menjadi 14,7% (2023).
Lebih baik dari capaian nasional (21,5%) dan Provinsi Sumbar (23,6%). Fokus utama tetap pada penuntasan di lapangan.
“Yang terpenting adalah bagaimana pencegahan stunting ini benar-benar tuntas di lapangan. Kita harus memastikan tidak ada lagi kasus stunting baru di Solok Selatan agar dapat melahirkan generasi yang berkualitas,” tegas Khairunas.
Bupati menekankan pentingnya intervensi serentak sebagai langkah pencegahan. Ini meliputi deteksi dini masalah gizi, edukasi pencegahan stunting, intervensi cepat bagi sasaran bermasalah gizi, serta peningkatan kunjungan ke posyandu.
Intervensi serentak berlangsung di seluruh posyandu setiap nagari. Data penimbangan dan pengukuran akan menjadi basis untuk intervensi lanjutan oleh tim percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten.
Dengan strategi komprehensif ini, Pemkab Solsel optimis dapat terus menekan angka stunting dan mewujudkan generasi Solok Selatan yang sehat dan berkualitas. (*/jn04)